Ke mana anak-anak kita itu
Ke mana anak-anak yang dilahirkan
oleh seluruh bangsa ini dengan keringat
dengan luka, dengan darah dan kematian
Anak-anak yang dilahirkan oleh sejarah
dengan air mata tiga setengah abad, ke mana
Ke mana anak-anak itu
Siapa yang berani-berani menyembunyikan mereka
Siapa yang menculik mereka
Siapa yang mencuri dan membuang mereka
Anak-anak yang bernama kemerdekaan
Yang bernama hak makhluk hidup
dan harkat kemanusiaan
Yang bernama cinta kasih sesama
Yang bernama adilnya kesejahteraan
Yang bernama keterbukaan dan kelapangan
Ke mana
Aku melihat anak-anak itu
lari tunggang langgang
Anak-anak itu diserbu oleh rasa takut yang mencekam
aku melihat anak-anak itu
ertiarap di bawah semak-semak zaman
Anak-anak itu ngumpet di balik kegelapan
Kematian bukanlah tragedi
kecuali jika kita curi dari Tuhan
hak untuk menentukannya
Kematian tidak untuk ditangisi
tapi apa yang meyebabkan
kematian itulah yang harus diteliti
Nyawa badan, nyawa rohani, nyawa kesadaran,
nyawa pikiran, nyawa hak untuk tenteram,
nyawa kewajiban untuk berbagi kesejahteraan
nyawa amanat untuk merawat keadilan
nyawa, nyawa nyawa nyawa itu dihembuskan oleh Tuhan
dielus-elus dan disayang-sayang
bahkan nyawa setiap ekor coro
bahkan nyawa cacing
yang menggeliat-geliat
dijaga oleh Tuhan dalam
tata kosmos keseimbangannya
Tuhan sangat bersungguh-sungguh
dalam mengurusi setiap tetes embun
yang Ia tampung di sehelai daun
Tuhan menyayangi dengan sepenuh hati
setiap titik debu yang menempati
persemayamannya di tengah ruang
Tapi kita iseng sesama manusia
Kita tidak serius terhadap nilai-nilai
Bahkan terhadap Tuhan pun
kita bersikap setengah hati
Masya Allah apa sih yang nancap
di ubun-ubun kesadaran kita ini
di akal kepala kita ini
di dada kita ini
Sehingga sedemikian rajin
kita tanam dendam dan kekerasan
Bukannya kelembutan atau kasih sayang